Kota Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta
yang terkenal dengan sebutan Bumi Merapi. Nama Sleman itu berasal dari
kata Saliman. Liman itu gajah. Dahulu wilayah ini masih berupa hutan.
Di buktikan dengan adanya patung gajah beserta dua anaknya yang dibangun
di Lapangan Denggung, tepatnya di sebelah timur Kantor Pemkab Sleman,
pinggir Jl. Raya Magelang. Gajah itu merupakan kendaraan yang
ditunggangi Sultan Hadiwijaya.
Keberadaan Kabupaten Sleman
dapat dilacak pada Rijksblad no. 11 Tahun 1916 tanggal 15 Mei 1916 yang
membagi wilayah Kasultanan Yogyakarta dalam 3 Kabupaten, yakni Kalasan,
Bantul, dan Sulaiman (yang kemudian disebut Sleman), dengan seorang
bupati sebagai kepala wilayahnya. Dalam Rijksblad tersebut juga
disebutkan bahwa kabupaten Sulaiman terdiri dari 4 distrik yakni :
Distrik Mlati (terdiri 5 onderdistrik dan 46 kalurahan), Distrik
Klegoeng (terdiri 6 onderdistrik dan 52 kalurahan), Distrik Joemeneng
(terdiri 6 onderdistrik dan 58 kalurahan), Distrik Godean (terdiri 8
onderdistrik dan 55 kalurahan). Berdasarkan Perda no.12 Tahun 1998,
tanggal 15 Mei tahun 1916 akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi
Kabupaten Sleman. Menurut Almanak, hari tersebut tepat pada Hari Senin
Kliwon, Tanggal 12 Rejeb Tahun Je 1846 Wuku Wayang.
Berdasar pada perhitungan tahun Masehi, Hari Jadi Kabupaten Sleman
ditandai dengan surya sengkala "Rasa Manunggal Hanggatra Negara" yang
memiliki sifat bilangan Rasa= 6, Manunggal=1, Hanggatra=9, Negara=1,
sehingga terbaca tahun 1916. Sengkalan tersebut, walaupun melambangkan
tahun, memiliki makna yang jelas bagi masyarakat Jawa, yakni dengan rasa
persatuan membentuk negara. Sedangkan dari perhitungan tahun Jawa
diperoleh candra sengkala "Anggana Catur Salira Tunggal". Anggana=6,
Catur=4, Salira=8, Tunggal=1. Dengan demikian dari candra sengkala
tersebut terbaca tahun 1846.
Beberapa tahun kemudian Kabupaten Sleman sempat diturunkan statusnya
menjadi distrik di bawah wilayah Kabupaten Yogyakarta. Dan baru pada
tanggal 8 April 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono IX melakukan penataan
kembali wilayah Kasultanan Yogyakarta melalui Jogjakarta Koorei angka 2
(dua). Penataan ini menempatkan Sleman pada status semula, sebagai
wilayah Kabupaten dengan Kanjeng Raden T umenggung Pringgodiningrat
sebagai bupati. Pada masa itu, wilayah Sleman membawahi 17
Kapenewon/Kecamatan (Son) yang terdiri dari 258 Kalurahan (Ku). Ibu kota
kabupaten berada di wilayah utara, yang saat ini dikenal sebagai desa
Triharjo. Melalui Maklumat Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 5 tahun 1948 tentang perubahan daerah-daerah Kelurahan,
maka 258 Kelurahan di Kabupaten Sleman saling menggabungkan diri hingga
menjadi 86 kelurahan/desa. Kelurahan/Desa tersebut membawahi 1.212
padukuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar